Rabu, 27 Mei 2009

jika dalam satu dekade terakhir Gerakan Pramuka mengalami kemunduran eksistensi dan kinerja, maka sekaranglah saatnya untuk bangkit. Gerakan Pramuka harus direvitalisasi, untuk ini sudah 14 departemen dan lembaga menyatakan dukungan. Ini penting, karena krisis multidimensi dan globalisasi memunculkan pelbagai masalah di kalangan kaum muda yang dapat mengancam masa depan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault mengatakan hal itu, Senin (14/4) di Cibubur, ketika membuka Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK) tingkat Nasional, yang diikuti sekitar 60 utusan Dewan Kerja Daerah Pramuka Penegak dan Pandega dari seluruh Indonesia dan juga dari Malaysia.

"Untuk menjadi pemimpin, yang utama bagaimana bisa memberi pengaruh, memberi teladan, dan bekerja keras. Jangan tunda pekerjaan yang bisa dikerjakan hari ini, demikian agama mengajarkan," ujarnya. Revitalisasi Gerakan Pramuka dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 14 Agustus 2006 lalu. Ajakan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ketika mencanangkan revitalisasi Gerakan Pramuka, yaitu perkuat Gerakan Pramuka sebagai wadah pembangunan karakter bangsa. Raih keberhasilan melalui kerja keras secara cerdas dan ikhlas. Ajak kaum muda meningkatkan semangat bela negara. Mantapkan tekad kaum muda sebagai patriot pembangunan. Utamakan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya. Kokohkan persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia. Dan amalkan Satya dan Darma Pramuka.

Adhyaksa Dault yang berdialog dengan peserta LPK menegaskan, Gerakan Pramuka dalam revitalisasi harus melakukan penguatan organisasi, memperkokoh eksistensi, dan evaluasi kegiatan dengan meningkatkan pelaksanaan peran, fungsi dan tugas pokok gerakan pramuka, terutama yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan pendidikan generasi muda. Anggota Pramuka sebagai pemuda harus mampu menempa diri menjadi pelopor dan teladan bagi yang lain.

Jangan melihat orang lain, jadilah diri sendiri. Banyak potensi yang bisa dikembangkan, misal dalam bidang kepemimpinan, bidang tulis-menulis untuk memberikan sumbangan pemikiran, berprestasi dalam bidang olahraga, kesenian, dan sebagainya. "Habiburrahman, seorang pemuda, yang dalam kondisi sakit, duduk di kursi roda, bisa menulis novel Ayat-ayat Cinta dan kemudian karyanya itu difilmkan. Novel dan film Ayat-ayat Cinta, sangat laris. Karyanya mencerahkan dan fenomenal," Menegpora Adhyaksa menyontohkan.

Sedangkan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar mengatakan, krisis kepemimpinan yang melanda hampir di seluruh lini kehidupan negeri ini memberikan tantangan pada Gerakan Pramuka untuk mencetak kader pemimpin yang siap menghadapi segala tantangan di masa datang. "Kesinambungan gerak dan langkah Gerakan Pramuka sangat ditentukan dengan tersedianya kader-kader yang andal yang mampu menjawab segala tantangan zaman. Diharapkan Gerakan Pramuka dapat mengorbitkan pemimpin-pemimpin yang dikenal oleh semua kalangan, baik dalam segi karakternya maupun dalam etika akhlak dan berbudi pekerti luhur," ujarnya.

LPK yang dibuka Senin kemarin, berlangsung hingga tanggal 20 April mendatang. Metoda LPK Nasional itu menerapkan proses pembelajaran diri interaktif progresif dan andragogi di dalam ruangan maupun di alam terbuka dalam bentuk dialog, dinamika kelompok, diskusi panel, lokakarya, studi kasus dan pelatihan manajemen di luar ruang.


http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/14/21373032/pramuka.siapkan.kader.pemimpin.andal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar